2018 In One Post

10.35

Banyak banget yang pengen saya tulis di blog sebenarnya. Cuma, nulis di blog nggak segampang nulis caption di Instagram sih. Jadinya ide-ide yang mau ditulis, keburu menguap gitu aja. Contohnya, waktu saya tugas di Padang beberapa waktu lalu. Pengen banget ditulis, tapi ya itu, begitu mau nulis, keburu nggak mood. Belum lagi, foto-fotonya belum saya edit. Apalah sebuah post blog tanpa foto kan. Karena itulah, semua yang mau saya tulis sepanjang tahun 2018, saya rangkum di sini aja ya. Untuk foto-foto, menyusul deh, kalau udah saya edit.


So, what's going on in 2018? Hmmm.... banyak sih. Kalau mau dirangkum kurang lebih begini nih.

1. Untuk kerjaan, tahun ini nggak se-hectic tahun-tahun sebelumnya. Alhamdulillah. Bener-bener saya nikmatin. Setelah tahun-tahun sebelumnya, kerjaan itu kayak nggak ada habisnya, tahun ini saya bisa agak bernafas lega. Lagipula, saya juga lagi nggak ada target apa-apa di tahun ini. Let it flow aja. Makanya, saya seneng-seneng aja bisa agak nyantai-nyantai dikit hehehehe....

2. Setelah tahun 2017, batal ke Padang. Tahun ini saya malah beberapa kali bolak-balik Padang dalam rangka urusan kerjaan. Sekali ke Kabupaten Pasaman, sekali ke Kota Bukittinggi, dan empat kali di kota Padang. Sampai tiap ke sana, oleh-oleh wajibnya adalah keripik sanjai. Kesan saya selama di Padang kemarin, beneran makanan khas Padang itu memang enak di sana (meskipun nggak semua tempat sih). Favorit saya, bumbu rendang pakai ubi yang dipotong kecil-kecil terus digoreng kering. Lalu ada dendeng batokok, yang dendengnya harus kering. Terus, lontong sayur yang wajib pakai kerupuk merah. Terus ada keripik sanjai rasa jagung bakar. Terus sale pisang di Keripik Shirley itu enak banget.  Hahahaha... jadi makanan semua. Lalu, yang khas dari Bukittinggi, apalagi kalau bukan sulamnya. Kemarin, malahan dapat tips dari uda-uda yang jualan mukena di pasar, membedakan mukena asli buatan Padang sama yang buatan Tasik. Terus, pemandangan keluar dari kota Padang itu, indaaahh banget. O, iya sama satu lagi, di Padang ada toko oleh-oleh bernama 4x7, yang meskipun letaknya agak masuk-masuk ke dalam, tapi oleh-oleh di sana harganya murah dan cici yang jual baik banget.

3. Akhirnya, tahun ini pertama kalinya saya menjejakkan kaki di Pulau Kalimantan. Tepatnya di Balikpapan. Alhamdulillah, kesampaian juga keinginan buat ke Kalimantan. Alhamdulillah lagi, perjalanan ke sana kemarin serba pas. Jadi, kemarin ke Balikpapan memang dalam rangka kerjaan. Sekilas soal kerjaan, kemarin kerjaan utama adalah ke sekolah. Nah, sekolah yang saya kunjungi adalah sebuah SMA. Pas banget, kemarin itu adalah masa-masa class meeting buat anak-anak itu. Jadinya seru, liatin mereka lomba-lomba gitu. Jadi flashback pas masa-masa saya SMA. Serunya lagi, kemarin sebagai base camp tempat kerja adalah di perpustakaan. Mana perpustakaannya enak banget, isinya bukan cuma buku pelajaran, tapi ada komik, novel sama majalah. Gimana saya nggak kesenengan kan. Selama 3 hari, kerjaan saya (setelah kerjaan utama selesai) adalah baca komik sama majalah (lagi nggak mood baca novel soalnya). Dan ya ampun, komik-kimik serial cantik itu, kenapa ceritanya cringey sekali sih. Kenapa ceritanya cetek sekali, cuma soal cowok (tapi tetep aja dibaca sampai habis sih). Serunya lagi, seharian diputerin lagu-lagu yang masa kini. Terus, saya juga sempet nyobain jajan di kantin. Bener-bener nostalgia jaman SMA deh.
Selain cuma kerja, kemarin saya juga diajakin jalan-jalan. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Penangkaran buaya. Pas ke sana, sore-sore gitu. Udah mau tutup sebenarnya, tapi kami masih diijinkan masuk. Serunya dapat guide yang baik. Gimana nggak baik, dia manggil buayanya, boar kami bisa nonton. Iya, nggak salah baca kok, jadi buaya-buaya itu dipanggilin sama dia, supaya mendekat. Tapi tetep ya, kami ada di luar kandang buaya-buaya itu. Dan hebatnya, beneran lho, yang tadinya nggak kelihatan buaya di manapun, begitu dipanggil, buaya-buaya itu muncul di permukaan air dan berenang mendekat. Agak-agak ngeri gimana gitu. Tapi untungnya, dibatasi sama tembok yang tingginya kurang lebih 1,5 meter. Setelah puas liat-liat buaya itu, kami ditawari buat foto sama anak buaya. Saya sih nggak berani, daripada malamnya nggak bisa tidur.
Setelah puas lihat buaya-buaya itu, saatnya wisata kuliner. Kuliner terkenal dari Balikpapan adalah kepiting dan seafood. Eh, tapi iya lho, makan ikan di sana enak banget rasanya. Terus kepitingnya gede-gede banget. Nggak cuma hari itu aja, kami ditraktir kepiting, besoknya dimasakkin lagi kepiting sama salah satu guru dari SMA itu. Imho, malahan enakan masakan gurunya daripada yang di restoran. Jadi-nya 2 hari berturut-turut puas makan kepiting. Alhamdulillah, saya nggak ngerasa kolestrol naik. Soalnya, pas pulangnya saya masih bungkus Kepiting Kenari. Kan berabe, kalau tiba-tiba kolestrol naik. Hari terakhir sebelum pulang, kami masih wisata kuliner lagi. Kali ini makan nasi kuning. Awalnya, saya underestimate, karena warungnya kecil. Tapi saya salah, biarpun warungnya kecil, ternyata udah melegenda di Balikpapan. Nama warungnya Nasi Kuning Haji Daud. Kemarin kami diajak ke warung yang di deket Pasar Kebun Sayur. Begitu masuk ke warung, kita tinggal bilang pengen nasi kuning atau lontong sayur dengan lauk apa. Kemarin, saya nyobain nasi kuning dengan lauk ayam. Setelah datang dan nyobain, suapan pertama, ya ampun, nasi kuning-nya enak banget. Nasi kuningnya gurih banget dan pulen. Nulis ini aja, saya masih kebayang-bayang rasanya. Padahal awalnya, saya berniat mau pesen setengah porsi lho, eh tapi kemarin 1 porsi aja kurang. Makan nasi-nya aja, tanpa lauk udah enak bangeettt... Seriusan, nasi kuning ini wajib dicoba kalau ke Balikpapan. Terus, teh-nya rasanya juga unik. Mirip sirup frambosen. Unik, tapi enak.

4. Tahun ini mulai buat belajar soal investasi. Awalnya, saya punya waktu buat baca-baca soal financial planning dan investasi. Tahu kan quote terkenal "don't put your eggs in one basket". Nah, saya berencana biar ada diversifikasi buat menyimpan tabungan saya. Dulu pernah baca-baca soal reksadana. Dari yang saya baca, reksadana ini bisa untuk melawan inflasi. Apalagi kalau return-nya lebih tinggi dari inflasi. Akhirnya dengan modal nekat hasil baca sana sini, saya buka RDI di salah satu perusahaan sekuritas. Waktu itu, demi kemudahan saya buka di Indopremier. Setelah proses pendaftaran disetujui, mulailah saya beli reksadana. Udah dinggarkan juga, per bulan harus nabung berapa di reksadana ini. Karena, sekalian pengen belajar lewat praktek, saya ambil 4 macam reksadana. RDPU, RDPT, RD campuran dan RD saham. Kalau RDPU dan RDPT buat jangka pendek, yang 2 terakhir, niatnya buat jangka panjang.
Nggak lama setelahnya, setelah scroll di IG, saya jadi tertarik buat follow Jouska di IG. Ooo iya, menurut saya Jouska ini boleh lho dicoba buat diikuti. Soalnya, banyak banget ilmu baru yang bisa dipelajari. Setelah follow, dan baca-baca highlight insta story-nya, di situ di bahas perbedaan investasi di reksadana dan saham. Kalau dari yang saya baca, lebih direkomendasikan buat investasi di saham. Cuma, awalnya saya mikir, males ah investasi di saham. Susah terus mahal juga (pikiran saya waktu itu). Sampai akhirnya, saya ikut kelas keuangan yang diselenggarakan oleh Jouska. Namanya money talk Jouska (boleh lho dicoba ikut, karena nambah ilmu banget). Di situ dijelasin kenapa kita harus investasi langsung di saham. Penjelasan singkatnya, kalau lewat reksadana, maka return yang akan kita dapatkan nggak sebesar kalau kita investasi langsung di saham. Secara logika iya bener juga sih. Dan, dijelaskan juga, investasi di saham nggak sesulit yang dipikirkan kok. Ooo iya, bukan berarti investasi di reksadana sama sekali nggak boleh lho. Investasi di RDPU masih disarankan kok.
Setelah ikut kelas-nya Jouska, saya jadi cari informasi soal saham ini. Sampai akhirnya baca kampanye Yuk Nabung Saham dari BEI. Ternyata nabung saham memang gampang. Tapi, nggak lantas asal beli ya. Sebelum beli saham, kita wajib belajar dulu soal analisis fundamental. Buat menentukan saham mana, yang fundamentalnya bagus. Karena kalau fundamentalnya bagus, secara jangka panjang akan menguntungkan. Mulai deh saya belajar lagi. Sampai sekarang juga masih belum paham-paham banget sih. Tapi, saya mutusin buat beli saham-saham blue chip aja. Oo iya, satu akun lagi yang wajib di-follow kalau baru mulai belajar saham adalah @ruang_saham. Penjelasan di akun itu gampang dipahami. Kedua akun yang saya tulis itu, akun yang netral ya, dalam artian mereka tidak menjual produk apapun. Murni, memang untuk edukasi. Sampai sekarang, Alhamdulillah, yang RDPU dan RDPT masih saya terusin, ditambah buat nabung saham. Paling seneng itu, kalau berhasil beli saham pas harganya murah. Satu lagi yang nyenengin dari nabung saham, yaitu dapat dividen. Meskipun belum banyak, tapi seneng bisa dapat penghasilan dari saham. Target saya, setelah nabung di reksadana dan saham, adalah beli sbr atau sukuk yang diterbitin pemerintah. Karena selain prinsip "don't put your eggs in one basket", apa salahnya kita membantu pemerintah buat mendanai pembangunan. Daripada nyalahin pemerintah terus, paling nggak dengan beli sbr, kita justru membantu pemerintah buat mendanai pembangunan.

Huaaa.... panjang juga ya kalau dirangkum gini. Yang saya tulis di atas, memang highlight-nya aja sih. Atau bisa dikatakan, yang paling memorable.. So, adios 2018 and welcome 2019. 2019 please be nice to me.

You Might Also Like

0 komentar