Perang Bintang, Zona@Last, Alita@Heart

09.39

Kemaren sore pas menyambangi Toga Mas, saya menemukan kejutan di raknya... Bukunya Dewie Sekar yang berjudul Zona@ Last ada lagi... Huraaa... Udah lama saya nyari-nyari... Soalnya, tiap ke toko buku dan mau nyari buku itu pasti nggak ada, selalu habis... Dan sekarang dicetak ualng... tentunya seneng banget dong.. Apalagi udah dari taun lalu nyarinya... Sempet mikir-mikir, beli nggak ya... Eh, tapi berhubung judulnya dibeliin sebagai kado ultah, tentu aja langsung disamber dong... Daripada saya penasaran sama akhir kisahnya Wira sama Rezia di Perang Bintang (salah fokus ini)...

Sejak baca karyanya Dwie Sekar yang judulnya Perang Bintang, saya udah jatuh hati sama gaya penulisannya Dewie... Meskipun tema yang diangkat mungkin buat sebagian orang klise atau ada yang beranggapan ftv banget, nggak tau kenapa saya justru suka banget.. Soalnya, di tengah mbaca, tanpa sadar pasti bakal berpikir, aduh saya banget ini... (maklum lagi galau)... Udah gitu, bedanya sama metropop lain, (seinget saya), nggak ada barang-barang bermerk kelas atas yang sliweran, jadi bisa disimpulkan ceritanya cukup membumi... Udah gitu, nggak ada yang namanya adegan-adegan 21 tahun ke atas... Paling adanya joke nyerempet-nyerempet dikit lah... Udah gitu, dari tiga bukunya yang saya baca, tokoh-tokohnya bisa dibilang alim untuk ukuran novel metropop... Dan gaya bersecitanya juga suka, soalnya dari masing-masing sudut pandang tokoh-tokohnya... Jadi kita bakal tau apa sih yang dipikirin sama tokoh-tokohnya satu sama lain... Berasa makin kenal sama tokoh-tokohnya deh... Jadi nggak sabar buat menunggu novel terbarunya Dewie lagi...

Dari semua karyanya Dewi Sekar, baru 3 yang saya baca. Perang Bintang, Alita @ heart sama Zona @ least... Untuk buku pertama dan ketiga sebenernya trilogi... Tapi kalaupun mau dibaca sendiri-sendiri, kita juga masih bisa ngikutin ceritanya kok... Untuk buku yang kedua, dwilogi, cuma saya nggak baca buku pertamanya... Soalnya males sama jalan ceritanya... Dan udah tau endingnya, jadi lebih baik langsung loncat ke buku keduanya aja deh, hahahaha... Untuk ketiga buku yang saya baca, saya suka semua... Ya karena ketika tengah-tengah mbaca, pasti bakal selalu tercetus kata-kata ih ini saya banget...

Perang Bintang


gambar diambil dari sini 

Mungkin ada yang bilang kalau kisahnya klise... dari dua orang yang hobi berantem akhirnya malah jadi cinta... Tapi Dewie Sekar berhasil membuatnya jadi beda (menurut saya)... Gimana nggak beda, kalau yang dijadiin tokoh utama, yang cewek adalah seoarng janda dan yang cowok masih bujang, lebih muda lagi (padahal jaraknya cuma 3 tahun doang). Rezia, seorang janda cerai yang udah punya anak perempuan 1 dan berumur 30 tahun, berhadapan dengan Wira, bos barunya (anak dari pemilik perusahaan) bujang palyboy yang baru berumur 27 tahun... Rezia setengah mati berusaha jaim, mempertahankan harga dirinya, karena dia nggak mau diremehkan apalagi dilecehkan hanya karena statusnya (namanya masyarakat indonesia, status kan amat sangat berperan, apalagi statusnya janda cerai beranak 1, bisa jadi sumber gosip yang tiada habisnya). Sementara Wira, sama-sama jaim, karena nggak mau reputasinya sebagai cowok yang selalu dikejar-kejar wanita jadi hancur, hanya karena dia jatuh cinta sama janda. Disinilah konflik dimulai... Gimana serunya Rezia, yang setengah mati berusaha mengelak, ternyata terpesona sama bosnya sendiri. Sama aja dengan Wira, biarpun udah berusaha jaim, nggak urung dia kebakaran jenggot juga, ketika Rezia didekati laki-laki lain. Dan gimana kalang kabutnya Wira, yang biasa dikejar-kejar cewek, sekarang harus jungkir balik menaklukan hati Rezia.
Seperti yang tadi udah saya ceritain, pengarangnya menuliskan dari sudut pandang masing-masing orang (disini Rezia sama Wira). Jadi kita bakal tahu, apa sih yang dipikirin Rezia atau apa yang dipikirin Wira ketika lagi liburan di bungalow, misalnya... Jalan ceritanya bener-bener bikin saya senyum-senyum sendiri.. Kocak aja, ngliat dua orang yang keukeuh sama jaimnya... Gemes aja, kalau cinta kenapa nggak bilang aja sih (yang ini menohok banget deh).. Yang saya suka lagi, tokoh ceweknya bukan tokoh cewek lemah yang menuntut belas kasihan... Berbagai masalah, justru bikin dia kuat.. Apalagi si Rezia ini bisa karate juga... Kuereeen banget kan... Dan suka juga, sama yang terjadi sama mantan suaminya, yang justru tertekan sehabis nikah sama selingkuhannya (hehehe sukurin deh, makanya udah punya istri cantik dan baik jangan disia-siain dong). Akhirnya udah pasti bisa ditebak lah ya, nasib dua orang itu gimana... Endingnya justru ada di buku terakhir, Zona @ last... bukannya nggantung kok endingnya, cukup happy ending. Tapi ending yang versi extended ada di buku Zona @ last.


Zona@Last
gambar diambil dari sini 
Lanjutan dari Zona@tsunami dan Perang Bintang (Perang Bintang di sini cuma jadi jemabtan penghubung aja). Berkisah tentang Zona, yang berusaha melanjutkan hidupnya setelah jadi korban tsunami yang membuat tangan kanannya harus diamputasi dan ditinggal sama cewek yang dicintainya buat nikah sama orang lain. Ngenes ya. Awalnya sih kasihan, tapi lama-lama saya sebel sama Zona... Banyak orang yang berusaha membantu dia, tapi dianya justru ngira, kalau yang mbantuin cuma karena kasihan aja.. Dan sebelnya lagi sama tokoh Zona, karena dia cuma bisa merutuki nasib aja. Nggak bisa move on sama hidupnya sendiri.. Padahal ada Nora (sepupu Wira di Perang Bintang) yang mau mbantuin dia.. Eh, malah si Zona ini enak aja ngilang tanpa kabar berita. Banyak review yang intinya sebel banget sama Zona... Tapi di novel ini, ada sedikit penjelasan latar belakang masa lalu Zona, yang bikin psikologinya jadi labil.. Dia korban broken home, yang diasuh sama ayahnya... Bukannya ibunya lebih sayang sama Ari, saudara kembarnya.. Tapi pembagian hak asuh antara ayah dan ibunya dilakukan dengan mengundi koin (kejem amat ya bapak ibunya.. Masak nasib anak ditentukan sama koin sih). Sejak itu dia merasa terbuang.
Kalau pendapat pribadi sih, awalnya saya berpendapat, kalau Zona ini pengecut.. Gimana nggak pengecut. Dia jatuh cinta sama Mutia, tapi yang dilakukan setiap hari cuma menyakiti atau merendahkan Mutia aja.. Dan ketika akhirnya Mutia memilih laki-laki lain, dia sakit hati sama Mutia... Yee, bukan salah Mutia juga kali, kalau milih laki-laki lain... Zoana aja nggak pernah bilang kalau dia jatuh cinta sama Mutia, digantungin terus... Mana ada cewek mau digantung, cewek kan butuh kepastian (nasihat buat cowok-cowok nih).
Tapi kalau dipikir-pikir, justru ini menariknya ya... Tokoh utama, tidak digambarkan secara sempurna.. Jelas-jelas si Zona ini digambarkan bermasalah secara psikologis... Eh, tapi biarpun gitu, tetep aja ada yang suka lho. Si Nora, sampai rela pergi ke Aceh, buat menelusuri jejak Zona (persis kayak Mutia dulu). Dan ini semakin membuktikan kalau cinta itu memang buta. Kita nggak pernah bisa mengelak kan mau jatuh cinta sama siapa.. Persis kayak Nora, dia juga nggak mau jatuh cinta sama Zona, tapi masalahnya nggak semudah itu membuang Zona dari pikirannya apalagi hatinya..(menohok lagi)... Dan menunggu itu nggak selalu buruk kok, bahkan ketika kita menunggu sesuatu yang tidak pasti (tapi rasanya sulit deh kalu diterapin di dunia nyata). Endingnya sebenernya happy ending kalau mau dianggep happy ending (bingung nggak tuh). Ending antara Zona dan Nora justru bisa ditemuin di Alita@heart. Meskipun cuma sekilas aja sih. Tapi cukuplah buat yang pengen tau, hubungan mereka berakhir dimana.
Oh iya, di novel ini, yang penasaran sama akhir cerita cinta Wira sama Rezia, boleh tersenyum lebar... Karena diceritain di sini... Tapi yang bikin saya sebel, kok buat Rezia nggak ada dialognya sih... Padahal kan pengen ada sedikit aja dialog antara Rezia dengan tokoh lain, biarpun sedikit aja... Kalau porsi Wira sih masih cukup banyak. Tapi porsi dialognya Rezia nggak ada sama sekali...

Alita@heart


gambar diambil dari sini 

Lanjutan dari Alita@first.. Tapi saya nggak baca buku pertamanya.. Tapi justru disini yang saya suka dari bukunya Dewie Sekar.. Biarpun novelnya dwilogi ataupun trilogi, tetep aja bisa dibaca sendiri-sendiri... Meskipun bakal lebih ngeh sih, kalau dibaca berurutan. Udah agak lupa sama ceritanya, makanya saya kopiin aja dari web-nya Gramedia

"Sejak kehilangan lelaki yang dicintainya, selama beberapa waktu Alita tak pernah tertarik menjalin hubungan dengan lelaki mana pun. Alita merasa sudah cukup hidup dengan kenangan. Tapi, orang-orang terdekat Alita berusaha keras membuat pintu hati Alita kembali terbuka.

Akankah waktu mampu mengobati kepedihan Alita?

Akankah Alita bisa menemukan lelaki yang sanggup membuat dia sepenuhnya merelakan kenangan cinta pertamanya yang manis tapi tragis?"

Sejak ditinggal meninggal sama cowok yang dicintainya, hati Alita kayak tertutup buat laki-laki lain. Padahal umurnya udah cukup buat menikah... Nggak sedikit dia didesak sama ibunya, untuk segera cari pacar. Tapi yang namanya, patah hati dan harus membuka hati lagi, kan nggak segampang membalikan telapak tangan... Tema yang diangkat cukup klise sih di masyarakat Indonesia. Kalau ada gadis yang umurnya udah di atas 25 tahun, dan belum punya pacar juga, justru lingkungannya yang ribut. Padahal mah, orang yang bersangkutan tenang-tenang aja... Pernikahan kan bukan trend, yang harus dulu-duluan, biar menang dari yang lain. Tenang aja, akhirnya happy ending kok... Akhirnya Alita mau membuka diri untuk laki-laki lain, tapi saya lupa siapa cowok yang beruntung itu... 

Dari tiga buku yang udah saya baca, yang paling saya suka, dan nggak bosen dibaca berulang-ulang ya si Perang Bintang... Cara bertutur dan gaya bahasanya selalu menarik untuk dibaca terus. Alhamdulillah sempet beli dulu... Kalau nggak, bisa nyesel (meskipun sekarang cetak ulang)... Dan dari semua novel itu, isinya bener-bener lekat sama kehidupan sehari-hari. Nggak rugi kok buat mbacanya... Happy reading...:))

You Might Also Like

0 komentar