Bandung Lagi
12.52
Udah lama nggak nengokin blog ini. Tahun ini saya nulisnya masih sedikit pula... Alasan klasiknya sih, ketika mulai nulis malah stuck nggak ada ide. Biar blog ini nggak kosong-kosong banget, sekarang nyoba buat nulis lagi. Kali ini mau
cerita trip ke Bandung beberapa bulan lalu. Yang spesial dari trip ke Bandung
tahun ini, karena pas sama ulang tahun saya. Hip...hip...hore... Ceritanya
birthday trip gitu deh. Ya hitung-hitung menghadiahi diri sendiri. It's gonna long story.
Yang beda dari liburan ke Bandung sebelum-sebelumnya, karena
kali ini pergi ke sana sampai 5 hari. Meskipun 5 hari juga belum puas sih
(namanya juga manusia, mana ada puasnya), soalnya ada sambilan kerjaan sih.
Alhamdulillah, semua sesuai rencana secara garis besar.
Datang hari pertama, setelah delay dan nungguin bagasi yang
lama, sampailah kita ke hotel. Sesampainya di hotel, setelah istirahat bentar dan karena laper, maka tujuan
pertama adalah cari camilan. Kali ini udah rencana mau ke Cuanki Serayu. Dulu, pertama kali ke Cuanki Serayu, sama google
map diarahinnya ke cabangnya yang di Jalan Mangga. Kali ini, sengaja cari yang di
Jalan Serayu. Karena memang nggak buru-buru, jalanlah kita ke Cuanki Serayu yang
di warung utama. Lumayan juga sih jalannya. Sampai sana, meskipun
sudah sore ternyata tetap rame lho. Kalau yang di cabang kan lebih sepi.
Langsung cari kursi dan pesen batagor goreng dan cuanki, masing-masing setengah
porsi. Kenapa nggak pesen masing-masing 1 porsi, karena rencananya nanti mau
makan malam di Warung Misbar. Jadi, batagor dan cuanki itu anggeplah camilan
(?) sore ya.
Setelah agak (?) kenyang makan cuanki, sebelum balik hotel,
kami jalan-jalan dulu keluar masuk Fo di jalan riau. Balik hotel sebentar buat
sholat, terus keluar cari makan malam ke Warung Misbar. Warung Misbar ini ada
di Jalan Riau. Dulu pertama kali lihat, saya nggak tertarik masuk. Perkiraan
saya, harganya mahal dan nggak yakin cocok sama menunya. Kali ini, karena
sebelum berangkat saya sudah nyusun itinerary termasuk mau makan di mana selama
di Bandung, dan sudah survei-survei segala, jadi ayuklah dicoba ke Warung
Misbar. Konsep Warung Misbar ini mirip sama Warng Bancakan. Jadi konsepnya
prasmanan. Nasi dan lauk pauk kita ambil sendiri, terus dicatat sama pelayannya
sekalian pesan minum. Agak bikin kalap sih. Soalnya karena banyak pilihan kan
jadi pengen semua. Untuk harga sendiri, ya lumayanlah nggak yang mahal-mahal
banget, tapi masih terjangkau. Konsep Warung Misbar sendiri cukup unik, saat
makan kita bisa sambil nonton film-film lawas seperti film-nya Warkop DKI, atau
film-nya Benyamin S. Kalau yang suka pasti terhibur.
Setelah selesai makan, kami kembali ke hotel dan istirahat.
Masih ada hari besok soalnya. Agenda hari pertama memang santai-santai sih.
Hari kedua, karena saya harus kerja dulu, jadi saya harus
memastikan adek saya yang jadi partner trip kali ini, stok makan siang dan
camilannya cukup. Makanya, pagi-pagi, jalanlah kita ke Sari-Sari. Dulu pertama
kali ke Sari-Sari karena nggak sengaja lewat. Tapi udah tahu sih kalau di situ
jual jajanan pasar. Taunya dari blog-blog para seleb blog. Awalnya saya kira
cuma jual jajanan pasar saja. Ternyata juga ada menu nasinya. Makanya, untuk
stok camilan dan makan siang kami hari itu, pagi-pagi dibela-belain ke
Sari-Sari. Sampai sana, malah bingung. Soalnya yang dipengenin banyak. Tapi kan
kapasitas perut terbatas. Akhirnya setelah pilah-pilih, bungkus, balik hotel
deh buat sarapan. Sehabis sarapan, saya berangkat ngurusi kerjaan dulu.
Jadwalnya hari itu kerja sampai magrib. Karena sampai hotel sudah capek, makan
malam hari itu cukup beli nasgor di warung depan hotel. Luamayanlah, soalnya
dari dateng kemarin lumayan penasaran sama nasgor itu. Tergoda sama aromanya.
Toko Sari-Sari yang selalu aja penuh setiap ke situ. Makanannya enak-enak sih |
Hari ketiga, rencana hari itu adalah jalan-jalan dulu baru
kerja. Tujuan hari itu adalah ke Farmhouse. Karena rencananya berangkat sekitar
jam 8, makanya hari itu bisa bangun dan sarapan agak siang. Awalnya, waktu
nyusun itinerary, untuk ke Farmhouse saya sudah cari rute-rute angkot Bandung.
Tapi demi efisiensi waktu, akhirnya diputuskan buat naik taksi saja. Karena
masih pagi dan weekdays, jadi jalanan cukup lancar. Agak macet sedikit di
daerah Ledeng. Tapi keseluruhan lancar. Sampai Farmhouse, meskipun masih pagi
tapi sudah ramai saja dong. Padahal weekdays lho bukan weekend. Ramai-nya juga
sama rombongan piknik yang pakai bis itu. Nggak kebayang kalau weekend seramai
apa. Tiket masuk ke Farmhouse, kalau saya kemarin harganya Rp20.000,- per orang
dan nanti bisa ditukarkan dengan segelas susu. Kalau saya baca sebelumnya kan
bisa dituker dengan susu atau sosis, kalau kemarin cuma bisa ditukar dengan
susu. Berhubung kami nggak berminat buat minum susu segar, akhirnya nggak
ditukerin apa-apa. Tujuan ke Farmhouse hari itu pengen foto di depan rumah hobit
sama foto pakai kostum ala-ala Noni Belanda.
Masuk ke kawasan Farmhouse
sendiri, kita disambut sama banyak tanaman dan bunga-bunga dan
bangunan-bangunan bergaya Eropa. Untuk penyewaan kostumnya letaknya ada di
lantai 2 bangunan yang di tengah. Untuk biaya sewa kostumnya per orang
Rp75.000,- tapi saya lupa buat per jam atau beberapa jam. Waktu itu, sampai di
tempat penyewaan kostumnya sudah jam 10.00 dan lumayan ngantri. Peminatnya
banyak sih. Kostum yang disewakan macem-macem modelnya, dan nggak Cuma buat
perempuan saja. Buat laki-laki juga ada. Selain itu buat anak kecil juga ada.
Jadi pas lihat anak-anak kecil pakai kostum noni Belanda, ya ampun lucu banget.
Sewa seharga Rp75.000,- itu Cuma buat baju dan aksesoris kepala semacam scarf
begitu.. kalau mau tambah sepatu dan payung tambah biaya lagi. Selain sewa,
kita juga bisa lho foto terus langsung dicetak. Saya lupa biayanya berapa.
Selesai pakai kostum (dengan dibantu mbak-mbaknya yang kayaknya udah biasa ngadepin custumer
yang labil, karena bingung mau pakai baju yang mana), kami turun lagi ke
bawah dan mulai foto-foto di kawasan Farmhouse. Dari mulai bangunan bergaya Eropa sampai taman
bunga ada. Makanya kalau kesini, siapkanlah baterai hp atau kamera yang full
karena banyak spot yang fotogenic buat foto-foto. Yang nggak asyik, paling
kalau harus ngantri, tapi yang diantri nggak sadar-sadar kalau ditungguin
(curcol kan jadinya). Di dalam area Farmhouse juga banyak yang jual camilan
atau makananberat. Dari mulai sosis bakar, aneka cookies yang dijual kilonan
(dan membuat saya tergoda buat beli, tapi mengingat harganya yang cukup lumayan
akhirnya memilih nggak beli) sampai makanan berat juga ada. Nggak ketinggalan
aneka souvenir juga ada di dalam. Jadi lumayan lengkap ya.
Bangunan model Eropa. Foto ini diambil ketika ngantri mau sewa kostum |
Banyak jajanan camilan juga di sini |
Karena kami
berniat untuk foto di depan rumah hobbit yang ada dia area hewan-hewan, dan
karena areanya cukup panas, akhirnya kostumnya kami kembalikan dulu. O, iya..
pakai kostum Noni Belanda gitu cukup rivet ya. Pertama kami dipakaikan rok yang
ada kawatnya alias rok kurungan ayam. Fungsi kawatnya, untuk membuat rok
terlihat mengembang. Setelah itu dipakaiakan rok luarnya, bajunya, rompi,
celemek dan terakhir hiasan rambuat berupa scarf atau pita yang diikatkan di
kepala. Pakai baju seperti itu juga lumayan gerah lho. Makanya, kalau mau
panas-panasan kan nggak cocok pakai kostum macam itu. Letak tempat
pengembaliannya ada di bawah, sebelum kita masuk ke taman bunga. Selesai
mengembalikan kostum, kami antri deh buat foto-foto di depan rumah hobbit. Mau
foto aja harus ngantri ya. Setelah puas foto-foto dan beli sosis bakar, dan
karena udah siang, akhirnya kami memutuskan buat balik ke hotel aja. Tapi
sebelumnya mampir dulu ke BIP buat nyari makan.
Hari
keempat, rencana hari itu adalah ke Ciwalk, Alun-Alun Kota Bandung dan ke
Museum Asia Afrika. Karena udah agak siang, jalan ke Ciwalk jadi macet banget.
Sampai Ciwalk-nya juga udah siang. Tujuan utama ke Ciwalk adalah ke Toko tas
Elizabeth. Habis kalau di kota saya, tokonya nggak sebesar di Bandung sih.
Makanya penasaran, selengkap apa sih Toko Elizabeth di Ciwalk. Lagian, saya
memang lagi nyari tas juga. Eh bener dong, Elizabeth yang di sini jauh lebih
lengkap. Puas lihat-lihatnya. Meskipun akhirnya juga nggak ketemu sama tas yang
cocok. Puas muter-muter di Ciwalk, awalnya berencana mau ke Alun-alun.. Tapi
karena saya malah jadi nggak enak badan, akhirnya batal rencana ke Alun-Alun
dan Museum Asia Afrika, tapi langsung balik ke hotel. Meskipun sebelumnya
mampir dulu ke Riau Junction buat nyari makan malam sama pengen beli Calais
Tea. Hari keempat ditutup dengan tidur cepet, karena saya berasa nggak enak
badan.
Hari kelima
alias hari terakhir rencananya mau ke Gedung Sate sama nyari oleh-oleh. Karena
hari itu nggak dapat sarapan dari hotel, sebelum ke gedung Sate, kami mampir
dulu ke Sari-Sari buat sarapan dan beli makan siang. Setelah kenyang, baru deh
jalan ke Gedung Sate. Sayangnya pagi itu hujan agak lebat, jadi kami belum
begitu puas foto-foto. Setelah agak reda, sempet bias masuk ke area Gedung Sate.
Puas foto-foto, kami naik angkot ke Dago buat ke Kartika Sari. Nggak
lama di Kartika Sari, kami balik lagi ke hotel naik angkot, tapi mampir dulu ke
BIP. Soalnya saya pengen beli kalung yang saya taksir pas ke BIP sebelumnya.
Sudah dapet semua yang dicari, baru beneran balik ke hotel. Sampai hotel
packing barang-barang, makan siang, check out terus ke bandara deh. Sengaja
agak awal ke bandara, karena khawatir kalau macet. Memang sih agak macet siang
itu. Sampai bandara pun masih terlalu awal, makanya belum boleh check in
(maskapai yang aneh). Setelah tunggu sebentar, check in terus bisa ke ruang
tunggu. Cerita sedikit soal bandara Husein Sastranegara. Saya sudah tahu sih
kalau ada renovasi di bandara Bandung. Sampai kemarin pun, renovasi masih terus
jalan. Bandara yang baru ini, kesannya jadi lebih luas. Banyak spot-spot yang
instagramable juga. Jadi penasaran, bagaimana ya kalau proses renovasi-nya
sudah selesai.
Bandara dengan suasana baru |
Penerbangan sore itu Alhamdulillah, delay-nya nggak begitu
lama. Masih berasa kurang liburannya. Tapi kan bisa jadi alesan untuk kembali
ke Bandung lagi.
0 komentar