Batu Part 1 (Museum Angkut)

08.10

Akhirnya, bisa nyempetin buat nulis lagi. Sebenarnya sih banyak yang pengen ditulis di blog. Apalagi ada beberapa tempat baru yang saya kunjungi beberapa bulan terakhir. Udah diniatin juga, untuk foto-foto buat blog. Tapi ya gitu, ditunda-tunda terus, akhirnya malah lupa apa yang mau ditulis. Kayak sekarang ini nih, perginya udah beberapa bulan lalu, baru di tulis di blognya sekarang. Alasan kali ini dan sebenarnya alasan untuk post lain yang ditunda-tunda adalah ngedit foto. Kalau cuma sekedar publish foto sih gampang ya. Tapi, karena sayanya memang udah niat, untuk setiap foto yang tayang di blog ini, akan diberi label (karena pernah lho, foto di blog saya diambil gitu aja, terus di publish di blog orang), dan menambahkan label itu cukup memakan waktu, jadi akhirnya ketunda-tunda buat nulis di blog. Udah dari minggu lalu disempet-sempetin dan diusahain buat ngasih label di foto yang akan masuk dalam post ini, akhirnya hari ini bisa selesai juga. Makanya, hari ini bisa nulis di blog. 

Jadi, beberapa bulan lalu, saya ada acara di Malang. Karena saya belum pernah ke Malang, jadi kesempatan buat mengunjungi tempat-tempat hits di Batu, nggak boleh terlewat dalam itinerary dong. Termasuk makan bakso Presiden, yang katanya enak itu. Nyusun itinerary sampai bolak-balik, supaya bisa efisiensi waktu. Demi alasan efisiensi waktu, maka tempat pertama yang dikunjungi di Batu adalah Museum Angkut.


Museum Angkut
Tempat ini dimasukkan sebagai tempat pertama yang dikunjungi, karena jam bukanya siang hari. Kalau nggak salah jam 12.00. Karena transportasi yang memungkinkan buat jalan-jalan adalah pesawat yang lewat Juanda, dan dari bandara Juanda ke Batu kira-kira memakan waktu 2-3 jam, pilihan ke Museum Angkut, udah yang paling tepat. 

Waktu itu, saya sampai di Museum Angkut sekitar jam 11.00. Loket tiket aja belum buka. Tapi, nggak lama nunggu, loketnya dibuka juga. Di sebelah loket tiket (nggak persis sebelahan) ada loker-loker yang disewakan. Untuk menyewa loker itu, kita harus beli koin senilai Rp10.000,- untuk loker kecil dan Rp20.000,- untuk loker besar. Koin itu, nanti untuk untuk membuka loker. Setelah tas kita masukkan, kita kunci dan kuncinya bisa kita bawa. Di seberang pintu masuk ke Museum Angkut terletak Pasar Apung. Demi efisiensi, waktu itu saya memutuskan buat sholat dulu dan makan di Pasar Apung sebelum masuk ke Museum Angkut. O, iya, Pasar Apung ini jam bukanya sama kayak Museum Angkut, sekitar jam 12.00. Di dalamnya ada macam-macam menu makanan dan camilan yang bisa dipilih. Seperti bakso malang, cwie mie, gudeg, nasi rames, tahun petis dan masih banyak. Untuk harganya sendiri, masih cukup terjangkau, nggak terus dimahalin kayak tempat-tempat wisata pada umumnya. Karena perjalanannya udah beberapa bulan lalu, terus terang aja, saya udah nggak terlalu inget detailnya. Jadi di bawah ini, banyak cerita lewat foto aja ya.

Selesai mengisi perut, saatnya masuk ke Museum Angkut. Seperti namanya, museum ini banyak memajang alat-alat transportasi dari masa ke masa. Pertama masuk kita akan disambut dengan mobil-mobil dari berbagai masa. Bukan cuma mobil sih, ada kereta kuda juga.   
Kereta kuda dan mobil. Diletakkan di ruangan yang pertama dimasuki oleh pengunjung museum. Pengunjung bebas berfoto di sini.


Salah satu contoh mobil tua yang dipajang. Kondisi mobil di museum ini cukup terawat lho. Semuanya dalam kondisi baik.

Suasana di lantai 1. A lot of cars.
Dari lantai 1 kita naik ke lantai selanjutnya, yang berisi moda transportasi tradisional (tanpa mesin bermotor). Jadi di lantai 2 ini kita akan lihat becak, andong, dokar, gerobak dan lain-lain. Di bagian luarnya, juga ada replika pesawat Apollo. Kita bahkan bisa naik, sampai ke atas, kalau pengen lihat pemandangan di sekitar museum.


Repilka pesawat Apollo. Kita bisa naik sampai ke tingkat ketiga itu. Waspada aja sama angin. Karena semakin tinggi kita naik, semakin kencang juga anginnya.
Naik lagi ke lantai 3, kita akan ketemu sama mesin-mesin. Cuma saya lupa, mesin apa aja. kalau nggak salah sih masih terkait sama mesin kendaraan. Setelah dari lantai 3 ini kita turun lagi buat ke bagian outdoor. 

Bagian outdoor dari Museum Angkut, dibangun menyerupai kondisi jalan di sebuah kota. Kota pertama yang bisa ditemui, adalah kota Batavia jaman dulu. Ada pecinan dengan berbagai toko dan replika alat-alat jaman dulu. Di situ, boleh kok buat foto-foto. Jadi bisa nih, misalnya kita foto seolah-olah jadi penjual sate, atau penjual kayu bakar. Semua propertinya lengkap.

Kawasan Pecinan, lengap dengan replika toko, bajaj, sepeda jaman dulu dan gerobak-gerobak dagangan. Mau pura-pura jadi supir bajaj? bisa. Mau foto jadi penjual sate? Juga bisa. Atau ceritanya mau duduk-duduk aja, di depan toko-toko? Juga bisa. 

Setelah dari kawasan outdoor kita masuk lagi ke kawasan indoor, yang isinya mobil-mobil lama. Setelah itu baru deh kita keluar ke kawasan outdoor lagi. Jadi konsepnya memang selang seling, setelah kawasan indoor kita ke kawasan outdoor. Daripada bingung, dilihat aja ya foto-fotonya.
Kawasan indoor selanjutnya. Saya agak lupa temanya apa. Tapi kalau dilihat dari fotonya sih, masih seputar mobil kuno juga. 


Kawasan outdoor selanjutnya yaitu gangster town. Lengkap dengan jalan, trotoar, kantor polisi termasuk penjaranya, toko souvenir, dan bioskop. Iya, di sini ada bioskop mini yang memutar film charlie chaplin. Kalau cuma pengen duduk-duduk di pinggir jalan sambil ngemil-ngemil juga bisa, karena banyak bangku-bangku yang disediakan di trotoarnya.
Setelah dari Gangster Town, kita masuk ke indoor lagi. Kali ini konsepnya kota-kota di Eropa. Jadi ada Italia, Paris, Berlin dan London. Di dalam kota-kota tersebut nggak lupa ada bangunan yang iconic. Misalnya di Paris, ada replika Menara Eiffel. Di belakang menara Eiffel itu kafe beneran lho. Siapa tahu laper atau haus. Kalau di kota London, ada replika peron 3/4 dari Harry Potter. Cuma, ya itu replika seadanya aja.

Setelah keluar dari kawasan indoor tadi, yang berikutnya bisa kita kunjungi ada Istana Buckingham dari Inggris. Di dalamnya, selain lukisan-lukisan, ada wahana kereta yang bisa kita naiki. Keretanya sendiri cuma muter aja di ruangan. Kalau pengen seneng-seneng, bolehlah. Kalau mau foto-foto sama (patung lilin) Ratu Elizabeth juga bisa kok. 
Estimasi total untuk puas mengelilingi Museum Angkut, sekitar 4-5 jam lah. Tapi bisa jadi lebih lama lagi, kalau misalnya banyak berhenti buat foto-fotonya. O, iya, jalan keluar dari Museum Angkut lumayan unik lho. Pintu keluarnya berupa gerbang kereta. Pas kita masuk ke dalamnya, beneran berasa lagi ada di kereta beneran.

Bagi yang nggak terlalu suka sama mobil-mobil gitu, juga akan seneng kok masuk ke Museum Angkut, karena setiap spot-nya instagramable banget. Cocoklah buat yang suka foto-foto. Makanya, jangan lupa siapin baterai penuh ya buat kamera atau hp-nya. Kalaupun datang sendirian, nggak perlu khawatir, banyak petugas yang stand by yang bisa dimintai tolong buat fotoin pengunjung.

Daftar tempat yang mau dikunjungi di Batu udah tercoret satu. Lanjut ke tempat selanjutnya. Tapi di next post aja ya... 

You Might Also Like

0 komentar