Island Hoping di Belitung

08.46

I’m not a fan of the beach. Makanya, ketika banyak orang ingin banget dan seneng banget liburan ke Bali, saya suka heran dan terus ngerasa, apa saya yang aneh ya, ngerasa biasa saja sama Bali. Ya seneng sih kalau ke sana. Tapi bukan yang excited terus sampai kangen-kangen begitu. Kalau kota yang saya kangeni buat bolak-balik dikunjungi malah Bandung. Alasannya cetek sih, banyak makanan enak hahahahaha (ujung-ujungnya makanan ya). Alasan lain kenapa saya nggak suka ke pantai, karena pantai itu panas (makanya saya lebih suka ke mall yang dingin #lho). Maklum, sebagai pemilik kulit sensitif, panas itu suka bikin saya ribet.

Berhubung ngerasa biasa saja sama pantai, pas belum lama ini ada kesempatan buat ke Belitung, yang saya pikirin justru pengen wisata kuliner ajalah. Padahal kan ya, Belitung terkenal banget sama pantainya sama island hoping-nya. Tapi ya begitu deh, yang saya pikirin malah pengen coba otak-otak sama pempek bangka-nya hihihihihi... Kalau nggak sempet ke tempat-tempat wisata ya sudah deh, nggak apa-apa. Meskipun kalau lihat foto-foto di google ataupun di instagram, agak mupeng juga. Mupeng buat nambahin feed foto di Instagram maksudnya (bener-bener cetek banget alasannya). Caution, it's be gonna long story.

Hari pertama di Belitung disambut oleh sisa hujan. Pas di pesawat memang kelihatan sih, ada daerah yang kehujanan ada yang sudah kering. Menurut cerita yang saya denger, ya baru kemarin itu di Belitung hujan, setelah beberapa lama musim kemarau. Hari pertama dan kedua, biasalah ada workshop yang harus diikuti. Nah, setelah ngikutin workshop, saatnya jalan-jalan. Karena jalan-jalannya rombongan, ya kita ngikut saja deh sama yang punya acara. Tujuan pertama adalah ke replika sekolah di film Laskar Pelangi. Replika sekolah Laskar Pelangi ini terletak di Gantung, Belitung Timur. Perjalanan dari kota Tanjung Pandan ditempuh selama kurang lebih 1 jam. Lumayan lama, karena Tanjung Pandan ada di Belitung Barat. Enaknya di Belitung kemarin adalah bebas macet. Kemana-mana jalannya masih sepi tetapi sudah beraspal mulus. Setelah 1 jam perjalanan, begitu sampai di lokasi, ternyata rame banget. Padahal bukan weekend lho. Banyak banget rombongan-rombongan wisatawan yang wisata ke sana. Ada yang pakai mobil biasa, mobil elf sampai bis. Bener-bener rame. Makanya mau foto-foto dengan background yang sepi agak-agak sulit. Tetapi, sore kemarin cuaca sedang cerah. Jadi hasil foto-fotonya pun bagus-bagus.
Replika sekolah ini merupakan replika dari SD Muhammadiyah Gantong yang dijadikan sebagai tempat syuting film Laskar Pelangi. Karena bangunan SD aslinya sudah rusak, maka dibuatlah replika sekolah tersebut. Lengkap dengan tiang bendera, pasir putih (yang katanya pasir dari sisa pertambangan), perabotan di dalam kelas dan anak-anak sekitar, yang tidak keberatan untuk diminta ikut foto-foto. Karena masih ada tempat lain yang akan dikunjungi, (ya begitu deh kalau pergi rombongan besar) maka waktu foto-fotonya ya Cuma dibatasi. Tujuan selanjutnya adalah kampung Ahok. Jujur sih, saya lebih ingin ke Museum Kata. Alasannya, karena lebih instagramable sih hihihihihi... Sebenernya jarak antara Kampung Ahok dan Museum Kata deket, tapi kalau jalan kaki lumayan juga. Di kampung Ahok-pun waktu yang dikasih sama guide-nya Cuma sebentar. Katanya mau mengejar sunset di pantai.

Replika sekolah di film Laskar Pelangi. Rame ya, makanya sulit dapat foto yang nggak ada photobomb-nya. 


Pintu masuk ke Replika Sekolah di Laskar Pelangi

Setelah 15 menit (dan molor jadi 20 menit) di Kampung Ahok, perjalanan pun dilanjutkan. Kali ini kita ke Pantai Tanjung Tinggi. Lagi-lagi ke lokasi film Laskar pelangi. Ngomong-ngomong ya, kalau di film, jarak antara sekolah sama pantai kan kayaknya deket. Mana mereka pakainya sepeda. Tapi, aslinya, jarak antara sekolah dan pantai itu 1 jam lebih lho. Sekolahnya di Belitung Timur, pantainya di Belitung Barat. Tapi meskipun cukup lama, Alhamdulillah jalannya lancar dan bebas macet. Seneg deh kalau gini. Sampai di pantai masih sekitar jam 17-an. Belum waktunya untuk sunset. Langsung deh rombongannya nyebar sendiri-sendiri. Yang jelas tujuannya sama, mau foto-foto.

Pantai Tanjung Tinggi

Awalnya kita bingung, mana sih batu-batu gedenya.. Oooo ternyata kita harus jalan sedikit untuk ke sana. Sesampainya di lokasi, Masya Allah pantainya bagus banget. Apalagi pas itu langit sedang cerah dan biru. Air lautnya juga jernih banget. Terus, pantainya masih bersih. Udaranya seger. Cocoklah buat refreshing. Meskipun sama sih kayak lokasi-lokasi sebelumnya. Banyak turis yang rombongan. Rame... Tapi masih ada kok spot-spot untuk foto tanpa ada photo bomb. O, iya kalau mau fotonya lebih keren lagi, jangan sungkan-sungkan untuk memanjat batu-batu besar itu ya. Batunya lumayan masih bisa dipijak kok. Saran saja sih, pakailah sandal gunung atau sandal jepit yang nggak licin. Setelah puas foto-foto dan nggak jadi nungguin sunset karena lebih milih minum kelapa muda, hari itu ditutup dengan beli oleh-oleh.
Hampir sunset. Bagus banget ya. Apalagi kemarin pas cuacanya cerah. Jadi bagus buat foto-foto.

Satu foto lagi di Pantai Tanjung Tinggi

Hari berikutnya, saatnya island hoping. O, iya awalnya hari ini ini sudah mau berencana wisata kuliner juga. Apakah berhasil?. Kita lihat nanti ya. Jadi, karena ngikutin rombongan dan demi foto-foto yang cantik dan belum tentu bisa kembali k Belitung dalam waktu dekat, akhirnya saya memutuskan buat ikutan island hoping ke Pulau Lengkuas. Mumpung sudah jauh-jauh ke sini dan banyak temennya. Terus panas sama kulit sensitifnya bagaimana dong. Tenang, saya sudah persiapan. Sunblock spf 50 yang kata mbak-mbak di apotek bisa buat kulit sensitif, kacamata hitam, sandal jepit, kaos dan jilbab yang nggak panas dan payung. Nggak bawa topi soalnya belum punya topi lebar yang bisa dilipat masuk tas. Sebelum berangkat, oles-oles sunblock biar nggak gosong mukanya.
Beda sama hari sebelumnya, dari pagi keluar hotel kita sudah disambut sama gerimis yang lama-lama jadi deres. Agak khawatir sih, kan mau nyeberang pulau itu bagaimana ntar kalau ombaknya besar. Terus masa hujan-hujanan sih. Sudah begitu, pas berangkat ditawari sama supirnya, mau bungkus makan siang nggak, karena kalau makan siang di pulau jatuhnya mahal. Karena ngirit, akhirnya kita bungkus makan siang dengan lauk standar. Jadi rencana wisata kulinernya dicoret deh. Hiks. Tapi nggak jadi kecewa-kecewa banget, soalnya di rumah makannya juga jualan otak-otak. Langsung deh beli otak-otak buat camilan. Selesai beli makan, hujan berangsur berhenti. Perjalanan pun dilanjutkan ke Tanjung Kelayang, pelabuhan tempat kapal-kapal yang mau menyeberang ke pulau-pulau kecil sekitar Belitung.

Sesampainya di Tanjung Kelayang, kita ditawarkan untuk ganti baju dulu, karena nanti akan basah-basahan. Awalnya, saya pede jaya ini nggak akan basah-basahan. Tapi begitu lihat lokasi naik kapalnya, dan mikirin kalau pakai jeans basah nggak nyaman, akhirnya saya ganti celana kain. Keputusan tepat sih, karena memang bener, nanti akan basah-basahan. Atau bisa juga dicontek gaya teman saya, dia ganti pakai celana buat tidur (ala-ala celana harem dari bahan batik), jadi cepet kering kalau basah.

Rute island hoping kemarin adalah ke Pulau Garuda, Pulau Batu Berlayar, Pulau Pasir, Pulau Lengkuas dan Pulau Kelayang. Untuk perjalanannya, kita biasanya akan menggunakan kapal kayu dengan mesin. O, iya kalau weekend, dijamin rame. Enakan kalau pergi memang weekday sih. Cuaca kemarin masih agak gerimis dan mendung sih. Dan sesuai perkiraan, ombaknya cukup gede. Tapi dinikmatin saja lah (baca: pasrah).

Tujuan pertama hari itu adalah ke Pulau Garuda. Disebut Pulau Garuda, karena ada batu yang bentuknya seperti paruh burung garuda. Di pulau ini kami nggak turun, karena katanya banyak karangnya. Setelah foto-foto dari dalam kapal, lanjut lagi ke pulau selanjutnya, yaitu Pulau Batu Berlayar. Nah disini kami dipersilahkan buat turun dan foto-foto. Banyak spot yang bagus buat background foto-foto. Kalau memang berani, coba aja panjat batu-batu yang besar buat menghasilkan foto yang instagramable. O, iya disebut Pulau Batu Berlayar, karena batu-batu besarnya mirip sama layer di kapal kalau terkembang.

Setelah puas foto-foto, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Pasir. Uniknya Pulau Pasir adalah pulau ini hanya ada sampai jam 12 siang. Di atas jam 12 siang pulaunya hilang karena tertutup oleh air laut. Disebut Pulau Pasir, ya karena isinya pasir putih aja. Pulaunya sendiri Cuma pulau kecil. Makanya, pas kemarin turun ke pulau itu buat foto-foto, susyah dapat spot kosong, karena sungguh rame sekali.
Setelah foto-foto di pulau pasir, tujuan selanjutnya adalah Pulau Lengkuas. Pulau Lengkuas ini terkenal karena bangunan mercusuarnya. Di pulau ini kita agak lamaan nih. Karena sungguh banyak spot keren buat latar belakang foto-foto. Saking kerennya, mau foto di spot-spot tertentu saja harus antri (zzz.... masih kesel sama mbak-mbak yang nggak sadar kalau ditungguin). Selain itu kita bisa naik ke mercusuarnya. Meskipun nggak sampai puncak. Kalau nggak salah inget, pas itu diijinkan sampai lantai ke-3 saja. Karena sudah mendekati jam makan siang, akhirnya kita lanjut lagi ke pulau Kepayang buat istirahat dan makan siang. Karena sudah bawa bekel dari Belitung, jadi kami langsung cari spot duduk di pinggir pantai terus makan deh. Wih, rasanya keren banget, makan dengan pemandangan laut. Selesai makan, guide kami ngajakin buat menyelusuri pulau Keayang.
Berbeda dengan pulau-pulau sebelumnya yang kebanyakan Cuma dieksplor di pantainya saja, di pulau Kepayang ini kita diajakin eksplore sampai agak ke dalam pulaunya. Pertama, kita diajakin ke susunan batu-batuan yang ada di pinggir laut. Jadi alih-alih pasir, pantainya ini berupa batu-batu gede banget. Disarankan sih nggak pakai sandal, soalnya malah jadi licin. Tapi perjuangan buat manjat-manjat dan loncat-loncat sebanding kok dengan pemandangannya. Kirain kita Cuma diajak ke pantai batu saja, tapi ternyata ada hidden gems lain di pulau Kepayang. Setelah turun dari pantai batu itu kita diajakin buat menyusuri hutan kecil buat masuk ke bawah pantai batu itu. Otomatis karena di bawah pantai batu itu air, ya jadi basah deh. Tapi lagi-lagi saya bilang sebanding sama pemandangan yang ada di bawah. Hawa yang tadinya panas (kan pinggir pantai) berubah jadi adem dan lebih seger. Sudah begitu kece banget buat foto-foto. Kita nggak bisa lama-lama, soalnya rombongan turis yang lain sudah pada ngantri. Jadi setelah cukup foto-fotonya, kita balik ke kapal. Akhirnya island hoping kami selesai juga. Dari Pulau Kepayang kami kembali ke Tanjung Kelayang. Setelah bilas-bilas dan ganti baju, kami langsung lanjut ke bandara.

Mercusuar di Pulau Lengkuas. Waktu itu agak mendung, tapi tetep panas. 
View dari lantai 3 mercusuar.
View saat makan siang di tepi pantai. Ini pantai di Pulau Kepayang.
Di balik foto yang keren, ada perjuangan buat mencapainya. Ini yang saya bilang pantai batu itu. 

Di balik foto yang keren ada  perjuangan buat mencapainya part 2

Total perjalanan kemarin sekitar mungkin sekitar 4 jam (agak-agak lupa, maklum sudah lama). Dan karena weekend, jadi rame banget. O, iya jangan khawatir soal foto-foto, guide kami kemarin cukup jago soal foto-foto. Bolak balik malah dia yang nawarin untuk jadi fotografer sekaligus pengarah gaya dan jago banget buat milihin spot-spot yang instagramable. Kalau paket-paket buat island hoping sepertinya macem-macem sih. Soalnya saya lihat ada yang pakai drone segala. Terus ada juga yang pakai pelampung boneka yang bentuknya macem-macem itu lho. Kalau tips dari saya buat island hoping kemarin, pakailah baju yang nyaman. Soalnya di laut itu kan lembab tapi panas ya. Dan pakailah baju yang bahannya nggak tebel, biar kalau kena air cepet kering. Terus, jangan bawa banyak-banyak barang. Bawalah barang seperlunya saja dan ditaruh di tas kecil yang tahan air. Mau bawa camilan juga boleh, tapi yang praktis-praktis saja. O, iya pakailah sunblock. Soalnya panas. Kayaknya itu saja sih tips-nya. Meskipun kemarin island hoping-nya Cuma sebentar, tapi seru. Saya saja yang nggak suka pantai, kemarin nggak ngrasa bete lho. Menurut saya, pantai di Belitung itu indah banget. Hopefully one day, bisa kembali lagi ke sana ya ..

You Might Also Like

0 komentar